LAPORAN TETAP PRAKTIKUM
ANATOMI TUMBUHAN
ACARA IV
“PLASMOLISIS”
OLEH
NAMA
: TAHYATUL ABADI
KELAS
: III. D
NIM
: 170104077
LABORATORIUM PENDIDIKAN IPA BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Tetap Praktikum Anatomi Tumbuhan Acara IV
Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum Selanjutnya.
Mataram, Oktober 2018
Disahkan Oleh :
Laboran Co.Assisten
(Qurratul Aini,
Spd) Nadia Husni
NIM
. 160.104.057
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah
memberikan nikmat kesehatan dan kesempurnaan Sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tetap Praktikum Anatomi Tumbuhan “Plasmolisis”.
Sholawat serta salam penulis ucapkan kepada
junjungan alam Nabi besar Muhammad saw yang telah membawa kita dari alam yang
gelap gulita menuju alam yang terang benderang yakni addinul islam.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pembimbing
praktikum terutama pada Co.Assisten yang telah membimbing dalam praktikum ini.
Dan tak lupa pula dalam menyelesaikan laporan ini,
penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Mataram, 03 Oktober 2018
Penulis
DAFTAR
ISI
COVER
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 2
BAB III METODELOGI................................................................................................. 4
A. Pelaksanaan................................................................................... 4
B. Alat dan Bahan........................................................................................................ 4
C.
Cara
Kerja................................................................................................................ 4
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................. 5
A. Hasil
Pengamatan.......................................................................... 5
B. Analisis Prosedur..................................................................................................... 5
C.
Pembahasan............................................................................................................. 6
BAB V PENUTUP............................................................................................................ 11
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 11
B. Kritik
dan Saran...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tumbuhan
merupakan salah satu Keanekaragaman Hayati yang banyak dimanfaatkan oleh
manusia .Dalam klasifikasi, makhluk hidup yang tergolong tumbuhan adalah semua
organisme eukariotik multiseluler fotosintetikyang memiliki klorofil ,
menyimpan karbohidrat yang biasanya berupa tepung, dan embiriona dilindungi
oleh jaringan parental.
Di dalam
sel tumbuhan terdapat plasma sel atau sitoplasma yang dibungkus oleh suatu
selaput tipis yang disebut membran plasma.Membran plasma merupakan bagian
terluar sel yang membatasi bagian dalam sel dengan lingkungan luar.Selaput ini
berupa membran yang mampu mengatur secara selektif cairan dari lingkungan suatu
sel dan sebaliknya.Umumnya membran plasma bersifat semipermiabel yang berarti
hanya molekul tertentu yang dapat melewatinya, seperti glukosa, asam amino,
gliselrol, dan berbagai ion.Cairan sel biasanya hipertonis (potensial air
tinggi), dan cairan air diluar sel bersifat hipotonis (potensial air rendah).
Apabila
suatu sel dimasukkan dalam suatu larutan yang hipertonis terhadap sitoplasmanya
maka air di dalam sel akan berdifusi keluar sehingga sitoplasmanya
mengerut/menyusut dan membran sel/selaput sel akan terlepas dari dinding sel,
peristiwa ini disebut plasmolisis.
Plasmolisis
adalah peristiwa terlepasnya protoplasma dari dinding sel karena sel berada
dalam larutan hipertonik. Penyebab larutan langsung plasmolisis
adalah adanya larutan luar yang lebih pekat dari pada cairan
vakuola, larutan seperti itu disebut hipertonik terhadap cairan vakuola.
B. Rumusan
Masalah
Bagaimana cara untuk melihat terjadinya plasmolisa pada sel
tumbuhan?
C. Tujuan
Untuk melihat terjadinya plasmolisa pada sel tumbuhan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Sel tumbuhan juga dapat mengalami
kehilangan air, apabila potensial air di luar sel lebih rendah dari
pada potensial air di dalam sel. Jika sel kehilangan air cukup
besar, maka kemungkinan volume isi sel akan menurun besar sehingga tidak dapat
mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel. Artinya, membran sel
dan sitoplasma akan terlepas dari dinding sel, peristiwa ini di sebut dengan
peristiwa plasmolisis. (Tjitrosomo,
1983: 67)
Plasmolisis adalah proses
terlepasnya protoplasma dari dinding sel yang disebabkan oleh air yang berada
dalam vakuola merembes keluar dari sel. Yaitu bila tumbuhan berada
pada lingkungan yang kadar airnya rendah, maka tumbuhan akan sulit menyerap
air. Pada kasus tertentu, air di dalam sel juga akan keluar. Bila terjadi terus-menerus,
maka sel tersebut akan mati dan untuk untuk mengembalikannya diperlukan proses
sebaliknya. Keadaan ini dapat kembali ke keadaan semula apabila sel tersebut
diletakkan di lingkungan dengan kadar air yang lebih tinggi. Perstiwa
kembalinya protoplasma ini disebut deplasmolisis. (Willkins, 1992: 78)
Plasmolisis merupakan keadaan dimana
membran dari sitoplasma akan keluar dari dinding sel. Proses plasmolisis dapat
diketahui dengan membran protoplasma dengan sifat permiabelnya. Permiabel
dinding sel terhadap gula diperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis. Plasmolisis
ini sendiri merupakan contoh kasus tranportasi sel secara osmosis. (Goldworty, 1992: 19)
Osmosis pada hakikatnya adalah suatu
roses difusi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa difusi air melalui selaput
permeabel secara diferensial dari suatu tempat yang berkonsetrasi tinggi ke
tempat yang berkonsentrasi rendah.Tekanan yang terjadi karena difusi disebut
tekanan osmosis.Makin besar terjadinya osmosis, maka semakin besar juga tekanan
osmosisnya. Proses osmosis akan berhenti jika kecepatan desakan keluar air
seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi. (Campbell, 2008: 45)
Plasmolisis hanya terjadi pada
kondisi eksterm dan jarang terjadi di alam.Biasanya terjadi secara sengaja di
laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi atau
larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis. Proses ini seringkali menggunakan
yanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang memiliki pigmen warna sehingga
proses dapat diamati dengan jelas. (Lukyati,
1999: 37)
BAB III
METODELOGI
A.
Pelaksanaan
Hari, tanggal : Rabu, 03 Oktober 2018
Waktu :
15.30 WITA - Selesai
Lokasi :
Laboratorium Pendidikan IPA Biologi UIN Mataram
B.
Alat dan Bahan
1. Alat
a.
Mikroskop
b.
Silet
c.
Pipet
tetes
d.
Gelas
kimia 100 ml
e.
Kaca
benda
f.
kaca
penutup
g.
Kamera/Hp
h.
Gula
20%, 30%, dan 80%
2. Bahan
a.
Air
b.
Daun
tanaman adam hawa (rhoeo discolor)
C.
Cara kerja
a.
Irisan
menampang permukaan bagian bawah Rhoeo
discolor
1.
Menyiapkan
alat dan bahan
2.
Meletakkan
permukaan bagian bawah daun tersebut pada kaca objek. Amati di bawah mikroskop
pada saat sel ditetesi air, dalam larutan gula 20%, larutan gula 30% dan
larutan gula 80%.
3.
Menggambar
sel dalam keadaan semula, sel pada permulaan plasmolisa, tunjukkan batas-batas
sitoplasma dan vakuola yang jelas dalam keadaan isotonis.
BAB
IV
PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
1.
Tabel
Hasil Pengamatan
a.
Gambar
Rhoeo discolar (adam hawa)
Gambar Praktikum
|
Gambar Tangan
|
Keterangan
|
|
|
|
Deskripsi :
Sel-sel pada rhoeo discolor menjadi
menkerut dan terlihat bertumpuk. Hal ini di sebabkan potensial air di luar sel
rhoeo discolor lebih rendah daripada potensial air di dalam sel.
Jika sel kehilangan air cukup besar, maka ada kemungkinan volume isi sel akan
menurun besar sehingga tidak dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh
dinding sel.
B. Analisis
Prosedur
Menyiapkan alat dan bahan dan meletakkan
permukaan bagian bawah daun tersebut pada kaca objek. Amati di bawah mikroskop
pada saat sel ditetesi air, dalam larutan gula 20%, larutan gula 30% dan
larutan gula 80%. Menggambar sel dalam keadaan semula, sel pada permulaan
plasmolisa, tunjukkan batas-batas sitoplasma dan vakuola yang jelas dalam
keadaan isotonis.
C. Pembahasan
Plasmolisis
adalah peristiwa mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya membrane plasma dari
dinding sel tumbuhan jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik (larutan
garam lebih dari 1%).
Plasmolisis
merupakan proses yang secara nyata menunjukkan bahwa pada sel, sebagai uni
terkecil kehidupan, terjadi sirkulasi keluar masuk suatu zat. Adanya sirkulasi
ini menjelaskan bahwa sel dinamis dengan lingkungannya. Jika memerlukan suaru
materi dari luar maka sel harus mengambil materi itu dengan segala cara,
misalnya dengan mengatur tekanan agar terjadi perbedaan tekanan sehingga materi
dari luar bisa masuk. Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Jika
sel tumbuhan diletakkan pada larutan hipertonik, sel tumbuhan akan kehilangan
air dan tekanan turgor, yang menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan
kondisi sel seperti ini disebut layu. Kehilangan air lebih banyak lagi
menyebabkan terjadinya plasmolisis : tekanan terus berkurang sampai di suatu
titik dimana sitoplasma mengerut dan menjauhi dinding sel. Sehingga dapat
terjadi cytorrhysis (yaitu, runtuhnya dinding sel). Tidak ada mekanisme di
dalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga
mendapatkan air secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel
diletakkan di larutan hipotonik.
Plasmolisis
biasanya terjadi pada kondisi yang ekstrim dan jarang terjadi di alam.Biasanya
terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan
bersalinitas tinggi ataupun larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis.
Klasifikasi
daun tanaman Rhoeo discolor :
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Subclassis : Commelinidae
Ordo : Commelinales
Familia : Commelinaceae
Genus : Rhoeo
Species : Rhoeo discolar
Pada
sel rhoeo discolor yang di beri larutan gula 20% peristiwa ini nampak jelas
terlihat jumlah antocyanyn ada 7. Sel- sel pada rhoeo discolor menjadi menkerut
dan terlihat bertumpuk. Hal ini di sebabkan potensial air di luar sel
rhoeo discolor lebih rendah daripada potensial air di dalam sel.
Jika sel kehilangan air cukup besar, maka ada kemungkinan volume isi sel akan
menurun besar sehingga tidak dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh
dinding sel. Sel yang sudah terplasmolisis dapat disehatkan kembali
dengan memasukkannya ke dalam air murni. Tapi, konsentrasi larutan medium
dibuat lebih hipotonis, sehingga yang terjadi adalah cairan yang memenuhi ruang
antara dinding sel dengan membran sel bergerak ke luar, sedangkan air yang
berada di luar bergerak masuk kedalam dan dapat menembus membran sel karena
membran sel mengizinkan molekul-molekul air untuk masuk ke dalam. Masuknya
molekul-molekul air tersebut mengakibatkan ruang sitoplasma terisi kembali
dengan cairan sehingga membran sel kembali terdesak ke arah luar sebagai akibat
timbulnya tekanan turgor akibat gaya kohesi dan adhesi air yang masuk. Akhir
dari peristiwa ini adalah sel kembali ke keadaan semula.
Pada
sel rhoeo discolor yang di beri larutan air gula 30% peristiwa ini nampak jelas
terlihat jumlah antocyanyn ada 5. Sel- sel pada rhoeo discolor menjadi menkerut
dan terlihat bertumpuk. Hal ini di sebabkan potensial air di luar sel
rhoeo discolor lebih rendah daripada potensial air di dalam sel.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Plasmolisis merupakan proses yang
secara nyata menunjukkan bahwa pada sel, sebagai uni terkecil kehidupan,
terjadi sirkulasi keluar masuk suatu zat. Adanya sirkulasi ini menjelaskan
bahwa sel dinamis dengan lingkungannya. Jika memerlukan suaru materi dari luar
maka sel harus mengambil materi itu dengan segala cara, misalnya dengan
mengatur tekanan agar terjadi perbedaan tekanan sehingga materi dari luar bisa masuk.
Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis.
B. Kritik
dan Saran
1.
Kritik
Kalo bisa ditingkatkan
lagi metode pembimbingannya dan penyampaian materinya.
2.
Saran
Jangan jadi Co.Ass yang
pelit nilai ya ka’.
DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosomo. 1983. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Willkins. 1992. Biologi Jilid II. Bandung : ITB.
Goldworty. 1992. Cell Biology. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
Campbell. 1999. Anatomi Tumbuhan. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Lukyati. 1999. Sains Biologi. Bandung : Grafindo Media
Pratama.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar