Sabtu, 10 November 2018

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN ACARA III “BENDA-BENDA ERGASTIK DALAM SEL”


LAPORAN TETAP PRAKTIKUM
ANATOMI TUMBUHAN
ACARA III
“BENDA-BENDA ERGASTIK DALAM SEL”





OLEH
NAMA           : ENI APRIANI
KELAS          : III. D
NIM                : 170104082


LABORATORIUM PENDIDIKAN IPA BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2018





HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Tetap Praktikum Anatomi Tumbuhan Acara III Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum Selanjutnya.



Mataram,  Oktober 2018





Disahkan Oleh :



Laboran                                                                                             Co.Assisten




(Qurratul Aini, Spd)                                                                          Novita sari
            NIM . 160.104.083








KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kesempurnaan Sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tetap Praktikum Anatomi Tumbuhan “Benda- Benda Ergastik Dalam Sel”.
Sholawat serta salam penulis ucapkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad saw yang telah membawa kita dari alam yang gelap gulita menuju alam yang terang benderang yakni addinul islam.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pembimbing praktikum terutama pada Co.Assisten yang telah membimbing dalam praktikum ini.
Dan tak lupa pula dalam menyelesaikan laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.






Mataram, 03 Oktober 2018



                                                                                                                           Penulis







DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................... iii 
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A.    Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C.     Tujuan...................................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 2
BAB III METODELOGI................................................................................................. 4
A.   Pelaksanaan................................................................................... 4
B.     Alat dan Bahan........................................................................................................ 4
C.     Cara Kerja................................................................................................................ 4
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................. 5
A.   Hasil Pengamatan.......................................................................... 5
B.     Analisis Prosedur..................................................................................................... 5
C.     Pembahasan............................................................................................................. 6
BAB V PENUTUP............................................................................................................ 11
A.    Kesimpulan.............................................................................................................. 11
B.     Kritik dan Saran...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sel sangat mendasar bagi ilmu biologi sebgaimana atau bagi ilmu kimia: Seluruh organisme terdiri atas sel. Dalam hirarki organisasi biologis, sel merupakan kumpulan materi sederhan yang dapat hidup. Selain itu terdapat beragam bentuk kehidupan yang berwujud sebagai organisme bersel tunggal. Organisme yang lebih kompleks, termasuk tumbuhan dan hewan bersifat multiseluler, tubuhnya merupakan kerjasama dari berbagai jenis sel terspesialisasi yang tidak akan bertahan lama jika masing masing berdiri sendiri. Namun demikian, ketika sel ini disusun menjadi tingkat organisasi yang lebih tinggi, seperti jaringan dan organ. Sel dapat dipisahkan menjadi unit dasar dari struktur dan fungsi organisme. Setiap makhluk hidup tersusun atas satu sel (uniseluler). Ada juga yang tersusun atas banyak sel (multiseluler) kehidupan pada tingkat seluler muncul dari keteraturan struktural, yang memperkuat tema tentang sifat-sifat baru dan korelasi antara struktur dan fungsi sel, terdapat ribuan jenis sel didalam tubuh yang secara mikroskop dapat dibedakan, namun semuanya memiliki ciri struktur yang sama.
Selain benda hidup terdapat benda tak hidup (protoplasmic) yang disebut benda ergastik. Benda ergastik ini ada yang bersifat cair yang terdapat dalam cairan sel berupa asam organic, lemak, protein, karbohidrat, tannin, antosian, alkaloid, minyak etris, dan harsa. Benda ergastik yang bersifat padat yaitu amillum, aleuron, Kristal Ca Oksalat, Kristal putih telur.
B.     Rumusan Masalah
Bagaimana benda-benda ergastik di dalam sel?
C.    Tujuan
Untuk mengetahui benda-benda ergastik di dalam sel.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kebalikan dari protoplasma, komponen non protoplasma merupakan benda-benda tidak hidup yang berada dalam sel. Benda-benda tersebut dapat berada dalam dalam vakuola, dalam plasma sel dan plastida.Komponen non protoplasmik ini bisa berupa zat cair maupun padat. (Kartasapoetra, 1991: 47)
Benda ergastik adalah bahan nonprotoplasma, baik organik maupun anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan, terletak di baigan sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola. Dalam sel benda ergastik dapat berupa karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid (lilin, kutin, dan suberin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dan silika). Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa benda ergastik memiliki banyak fungsi untuk sel, misalnya penyimpanan cadangan makanan, contohnya amilum, pemeliharaan struktur (lilin) dan perlindungan, misalnya adanya kristal Ca oksalat dalam suatu jaringan tumbuhan dapat menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang memakanny. (Sumardi, 1993: 20)
Komponen non protoplasma terdapat di dalam sitoplasma dan vakuola menyusun bahan makanan atau produk metabolisme yang lain. Bahan-bahan ini umumnya dikenal sebagai bahan ergastik. Bahan ergastik dapat bersifat cair maupun padat, bahan ergastik itu adalah : karbohidrat, protein, minyak dan substansi yang berminyak, kristal dan tanin. (Santoso, 1998: 35)
Pada sel mati tidak jumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya berupa ruangan kosong saja. sel mati serdiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati disebabkan karena berbagai factor, misalnya faktor genetik maupun faktor lingkungan, maksudnya sel tersebut mati karena telah mencapai umur yang memang telah ditentukan secara genetik. Sel-sel tersebut memang dalam perkembangannya terspesialisasi untuk menjadi sel mati, yang memiliki fungsi di dalam sel tumbuhan. (Hartman, 1981: 45)
Kloroplas dapat membentuk butir pati yang besar sebagai cadangan makanan. Cadangan makanan ini paling banyak ditemukan pada leukoplast umbi akar, umbi batang, rizoma dan biji. Amilum dapat diamati dengan mudah karena memiliki warna biru kehitaman bila diberi pewarna iodium. Butir yang besar menunjukan lapisan yng mengelilingi sebuah titik ditengah yaitu hilum. Hilum ini bisa berada ditengah butir pati atau agak ke tepi. Retakan yang sering terlihat memiliki arah radial dari hilum terjadi akibat dehidrasi butir pati yang dianggap sebagai stratifikasi kadar air yang ada pada butir pati tersebut. Posisi, bentuk dan ukuran butir pati ditentukan oleh jenis tumbuhan yang bersangkutan. (Hidayat, 1995: 70)                          





















BAB III
METODELOGI
A.    Pelaksanaan
            Hari, tanggal    : Selasa, 02 Oktober 2018
            Waktu              : 10.40 WITA - Selesai
            Lokasi              : Laboratorium Pendidikan IPA Biologi UIN Mataram
B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Mikroskop
b.      Silet
c.       Pipet tetes
d.      Gelas kimia 100 ml
e.       Kaca benda kaca penutup
f.       Kamera/Hp
2.      Bahan
a.       Air
b.      Umbi Solanum tuberosum (Kentang)
c.       Endosperm ricinus communis (Jarak)
d.      Tangkai daub Begonia sp.
e.       Batang Amaranthus sp (Bayam)
C.    Cara kerja
1.    Preparat kerokan bagian dalam umbi Solanum tuberosum (dalam air).
a.       Keroklah bagian dalam umbi Solanum tuberosum kemudian letakkan di atas kaca benda dan teteskan dengan aquades. Tutup dengan kaca penutup.
b.      Menggambar sebutir amilum sederhana, amilum setengah majemuk dan amilum majemuk serta tunjukkan hilus dan lamelanya.
2.      Preparat irisan melintang endosperm Ricinus communis (dalam air)
a.       Irislah secara melintang endosperm Ricinus communis kemudian letakkan pada kaca benda dan teteskan dengan aquades. Tutp dengan kaca penutup.
b.      Menggambar beberapa sel endosperm dan tunjukkan dinding sel, aleuron, dan kristaloid putih telur.
3.      Preparat penampang melintang dangkai daun Begonia sp. (dalam air)
a.       Irislah secara melintang tangkai daun Begonia sp. Kemudia letakkan pada kaca benda dan teteskan dengan aquades. Tutup dengan kaca penutup.
b.      Menggambar beberapa sel dan tunjukkan dinding sel, ruang antar sel dan Kristal bentuk bintang dan drussen.
4.      Batang Amaranthus sp. (dalam air)
a.       Irislah secara melintang batang Amaranthus sp. Kemudian letakkan pada kaca benda dan teteskan dengan aquades. Tutup dengan kaca tutup.
b.      Gambar beberapa sel dan tunjukkan dinding sel, ruang antar sel dan Kristal bentuk pasir.

















BAB IV
PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
1.      Tabel Hasil Pengamatan
a.       Gambar  bagian dalam umbi Solanum tuberosum (kentang)
Gambar Praktikum
Gambar Tangan
Keterangan




Deskripsi :
Pada kentang di peroleh butir pati atau amilum.Butir-butir pati dibentuk pertama kali didalam kloroplas.
b.      Gambar endosperm Rinus communis (jarak)
Gambar Praktikum
Gambar Tangan
Keterangan



Deskripsi :
Pada jarak di peroleh sel penyusunnya berbentuk heksagonal (Segi enam ) kadang  berbentuk segi banyak dengan aleuron berbentuk bulat. Di dalamnya terdapat Kristal Ca-oksalat yang berbentuk bintang dan terdapt kristaloid dan globoid.
c.       Gambar tangkai daun Begonia sp.
Gambar Praktikum
Gambar Tangan
Keterangan



Deskripsi :
terlihat Ca oksalat yang sama seperti dengan Kristal Pasir, berbentuk piramida kecil. kristal kalsium oksalat umumnya terdapat pada sel kortek dan sel parenkim.
d.      Gambar batang Amaranthus sp. (bayam)
Gambar Praktikum
Gambar Tangan
Keterangan



Deskripsi :
Terdapat Kristal-kristal pasir tapi bukan pasir.
B.     Analisis Prosedur
                        Langkah percobaan dalam praktik ini pertama mengerok bagian dalam umbi Solanum tuberosum kemudian meletakkannya di atas kaca benda dan teteskan dengan aquades kemudian mernutupnya dengan kaca penutup. Lalu menggambar sebutir amilum sederhana, amilum setengah majemuk dan amilum majemuk serta tunjukkan hilus dan lamelanya. Kedua mengiris secara melintang endosperm Ricinus communis kemudian letakkan pada kaca benda dan teteskan dengan aquades. Tutup dengan kaca penutup lalu gambar beberapa sel endosperm dan tunjukkan dinding sel, aleuron, dan kristaloid putih telur.
                        Keiga mengiris secara melintang tangkai daun Begonia sp. Kemudian letakkan pada kaca benda dan teteskan dengan aquades. Tutup dengan kaca penutup lalu gambar beberapa sel dan tunjukkan dinding sel, ruang antar sel dan Kristal bentuk bintang dan drussen. Dan percobaan yang terakhir mengiris secara melintang batang Amaranthus sp. Kemudian letakkan pada kaca benda dan teteskan dengan aquades. Tutup dengan kaca tutup lalu gambar beberapa sel dan tunjukkan dinding sel, ruang antar sel dan Kristal bentuk pasir.
C.    Pembahasan
Benda ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan.Pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan, terletak di bagian sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola.  Semula dianggap bahwa kelompok zat ergastik merupakan hasil metabolisme yang tak terpakai atau cadangan makanan. Zat ergastik berikut mencakup pati, zat ergastik yang mengandung protein seperti aleuron, badan lipid dan macam – macam kristal.
a.       Pati
Pati merupakan zat ergastik yang paling umum. Pati juga menjadi bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting. Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Pati yang diperdagangkan berasal dari berbagai organ seperti endosperm biji padi, jagung dan gandum, tapioka dari akar ketela pohon (Manihot utilissima), sagu dari batang pohon sagu (Metroxylon sagu), dan pati irut dari rizoma (Maranta arundinacae).  Pati juga digunakan sebagai bahan yang digunakan untuk memekatkan makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam industri, pati dipakai sebagai komponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada industri kosmetika.
b.      Protein
Protein ditemukan dalam berbagai bentuk, terutama pada biji. Di atas telah diuraikan pembentukan butir aleuron. Pada serealia, butir aleuron terdapat dalam lapisan aleuron yang merupakan lapisan sel terluar dari endosperm. Di dalam sel endosperm lainnya terdapat protein amorf.
c.       Lipid (minyak, lemak dan malam)
Minyak dan lemak, keduanya gliserida asam lemak, merupakan bahan cadangan penting dalam tumbuhan. Keduanya paling banyak ditemukan dalam biji dan buah, dan dihasilkan oleh elaioplas atau sferosom. Senyawa lipid lain seperti terpen dan minyak atsiri biasanya dihasilkan oleh jaringan sekresi.
d.      Kristal
Berbagai bentuk kristal ditemukan dalam sel tumbuhan. Pada tumbuhan tinggi, kristal kalsium oksalat paling umum ditemukan. Kalsium karbonat dan kalsium malat agak langka.
1.      Kristal soliter, berbentuk rhomboid, atau seperti prisma
2.      Kristal pasir adalah kristal berbentuk prisma yang amat kecil dan biasanya ditemukan dalam jumlah besar. Contohnya pada batang sambucus nigra dan daun atropa belladonna.
3.      Rafida adalah kristal panjang dan ramping yang kedua ujungnya runcing. Rafida biasanya dalam berkas dan ditemukan dalam daun Agave, sertadalam daun dan batang Impatiens. Sel yang mengandung berkas rafida dapat berbentuk sama dengan sel di sekelilingnya atau dapat pula berbentuk idioblas. Contohnya adalah bekas rafida dalam sel lendir pada endocarp buah enau (Arenga pinnata). Sel yang mengandung rafida sering tersebar secara khas dalam tumbuhan dan dapat digunakan dalam taksonomi.
4.      Stiloid adalah kristal berbentuk prisma yang panjang dan kedua ujungnya meruncing seperti bilah. Pada sel, kristal ini ditenmukan secara menyindiri atau berpasangan dalam kelompok kecil. Stiloid kurang sering ditemukan namun, terdapat pada Iridaceae, Agavaceae, dan beberapa family lainnya.
Kristal dibentuk dalam vakuola. Ada atau tidak adanya kristal merupakan sifat yang dapa dipakai untuk mempelajari kekerabatan antara species tumbuhan. bagian dinding yang menonjol itu dan dapat berbentuk seperti sekelompok buah anggur seperti yag ditemukan pada daun karet (Ficus elastica).
e.        Silika dan Stegmata
Baik tubuh silika maupuan stegmata (tunggal: stegma) merupakan pengendapan oksida silikon dan lebih umum ditemukan pada monokotil daripada dikotil. Bentuknya amat khas dan seringkali khas bagi familia atau genusnya. Silica dapat pula tersimpan langsung di dalam dinding sel.
Klasifikasi umbi Solanum Tuberosum :
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Subclassis        : Asteridae
Ordo                : Solanales
Familia            : Solanaceae
Genus              : Solanum
Species            : Solanum tuberosum
Pengamtan pertama mengamati sayatan Solanum Tuberosum (Kentang) di bawah mikroskop pada perbesaran 10x10, di peroleh butir pati atau amilum.Butir-butir pati dibentuk pertama kali didalam kloroplas.Butir pati terdiri atas lapisan-lapisan yang mengelilingi suatu titik yang disebut hilum.Lamela merupakan pelapisan pada butir pati yang tersusun dari 2 bagian yaitu selulosa dan lignin. Pelapisan pada butir pati terlihat sebagai akibat kepekatan molekul-molekul yang lebih banyak pada saat permulaan terbentuknya setiap lapisan dan sedikit demi sedikit kepekatan berkurang pada lapisan terluar karena kelebihan air.Hilus terletak di tepi butiran atau dipinggir sehingga disebut tipe tepung eksentris.Lamelanya berbentuk mengerucut yang berpusat pada hilus dan, amilum berfungsi sebagai cadangan makanan. 
Klasisifikasi endosperm Ricinus comunis :
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Subclassis        : Rosidae
Ordo                : Euphorbiales
Familia            : Euphorbiaecae
Genus              : Ricinus
Species            : Ricinus communis
   Pada pengamtan ke dua mengamati irisan biji Ricinus comunis di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x10, di peroleh sel penyusunnya berbentuk heksagonal (Segi enam ) kadang  berbentuk segi banyak dengan aleuron berbentuk bulat. Di dalamnya terdapat Kristal Ca-oksalat yang berbentuk bintang dan terdapt kristaloid dan globoid.
Klasifikasi tangkai daun Begonia sp.
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Subclassis        : Dillenidae
Ordo                : Violales
Familia            : Begoniaceae
Genus              : Begonia
Species            : Begonia sp.
Pengamatan ketiga  mengamtai sel dari Begonia Sp, dengan perbesaan 10x10, maka terlihat Ca oksalat yang sama seperti dengan Kristal Pasir, berbentuk piramida kecil. kristal kalsium oksalat umumnya terdapat pada sel kortek dan sel parenkim floem dan parenkim xylem Merupakan hasil akhir/sekresi dari suatu pertukaran zat yang terjadi di dalam sitoplasma. Kristal kalsium oksalat terbentuk ketika asam oksalat yang bersifat racun bagi tumbuhan dimetabolisme dengan ion kalsium sehingga terjadi pengendapan. Endapan-endapan ini kemudian membentuk kristal yang selanjutnya disebut kristal kalsium oksalat. Sifat kristal kalsium oksalat, apabila ditambahkan asam cuka dan sedikit dipanaskan, maka akan terbentuk gelembung-gelembung gas karbondioksida. 
Klasifikasi batang  Amaranthus sp :
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Subclassis        : Dillenidae
Ordo                : Caryophllales
Familia            : Amaranthaceae
Genus              : Amaranthus
Species            : Amaranthus sp.
Pada pengamatan terakhir mengamati batang Amaranthus sp. terlihat dengan jelas bagian dinding sel, sitoplasma, dan Kristal Ca. oksalatnya. Artinya bahwa dalam praktikum ini semua bagian dari Amaranthus sp bisa telihat. Kristal yang terdapat pada tangkai bayam ini merupakan hasil akhir metabolisme, umumnya terbentuk dari Kristal Ca. Oksalat yang diendaptkan. Bagian terluar dari batang bayam disusun oleh selapis sel epidermis. Daerah korteks disususn oleh beberapa jenis jaringan kolenkim. Kristal kalsium oksalat berbentuk tetrahedral atau prisma yang berkuran sangat kecil sehingga disebut dengan bentuk kristal pasir  tapi bukan pasir terdapat di dalam parenkim korteks. Endodermis batang bayam bersifat parenkimateis terdiri dari satu lapis, dikiuti oleh perikambium. Berkas pengangkat prifer memiliki tiper kolateral terbuka. Karena susunan berkas pengankut yang tersebut maka Amaranhus sp digolongkan ke dalam kelompok dikotil.





















BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
benda ergastik adalah bahan nonprotoplasma baik organik maupun anorganik, apabila benda tersebut sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan, seperti pada sel Tuber Solanum (Kentang) yang memiliki butir pati atau amilum. Dan pada sel irisan biji Ricis comunis (Jarak) yang memiliki aleuron berbentuk bulat.Di dalamnya terdapat Kristal Ca-oksalat yang berbentuk bintang dan terdapt kristaloid dan globoid. Dan pada Begonia Sp yang memiliki Ca-oksalat seperti kristal pasir berbentuk piramida kecil terdapat pada sel kortek dan sel parenkim floem dan parenkim xylem, yang berfungsi sebagai racun bagi tumbuhan. Dan pada Amaranthus sp. Terdapat Kristal-kristal pasir tapi bukan pasir.
B.     Kritik dan Saran
1.      Kritik
Kalo bisa jangan terlalu serius saat menjelaskan itu biar kita tidak tegang.
2.      Saran
Jangan jadi Co.Ass yang pelit nilai ya ka’.












DAFTAR PUSTAKA
Hartman,  1981. Biologi Jilid II. Bandung : ITB.
Hidayat, 1995. Anatomi dan Fiologi. Jakarta : EGC.
Kartasapoetra, 1991. Pengantar Anatomi Tumbuhan Tentang Sel Dan Jaringan. Jakarta : PT Renika cipta.
Santoso, 1998. Biologi. Jakarta :  Erlangga.
Sumardi, 1993. Struktur perkembangan tumbuhan. Yogyakarta : UGM- Press.


































LAMPIRAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KHUTBAH JUM'AT "ADA EMPAT TUJUAN DICIPTAKANNYA LISAN" MENURUT (Al-Imam Abu Hamid Muhammad)

  بسم الله الرحمن الرحيم اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ اَنْعَمَنَا بِنِعْمَة الْاِيْمَانِ وَ الْاِسْلَامِ وَ أَعْطَىنَا اللِّسَانَ بِاَفْصَحِ ا...