LAPORAN TETAP PRAKTIKUM
ANATOMI TUMBUHAN
ACARA III
“BENDA-BENDA ERGASTIK DALAM SEL”
OLEH
NAMA
: ENI APRIANI
KELAS
: III. D
NIM
: 170104082
LABORATORIUM PENDIDIKAN IPA BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Tetap Praktikum Anatomi Tumbuhan Acara III Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Mengikuti Praktikum Selanjutnya.
Mataram, Oktober 2018
Disahkan Oleh :
Laboran Co.Assisten
(Qurratul Aini,
Spd) Novita sari
NIM
. 160.104.083
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah
memberikan nikmat kesehatan dan kesempurnaan Sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tetap Praktikum Anatomi Tumbuhan “Benda- Benda Ergastik
Dalam Sel”.
Sholawat serta salam penulis ucapkan kepada
junjungan alam Nabi besar Muhammad saw yang telah membawa kita dari alam yang
gelap gulita menuju alam yang terang benderang yakni addinul islam.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pembimbing
praktikum terutama pada Co.Assisten yang telah membimbing dalam praktikum ini.
Dan tak lupa pula dalam menyelesaikan laporan ini,
penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Mataram, 03 Oktober 2018
Penulis
DAFTAR
ISI
COVER
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 2
BAB III METODELOGI................................................................................................. 4
A. Pelaksanaan................................................................................... 4
B. Alat dan Bahan........................................................................................................ 4
C.
Cara
Kerja................................................................................................................ 4
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................. 5
A. Hasil
Pengamatan.......................................................................... 5
B. Analisis Prosedur..................................................................................................... 5
C.
Pembahasan............................................................................................................. 6
BAB V PENUTUP............................................................................................................ 11
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 11
B. Kritik
dan Saran...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sel sangat mendasar bagi ilmu biologi
sebgaimana atau bagi ilmu kimia: Seluruh organisme terdiri atas sel. Dalam
hirarki organisasi biologis, sel merupakan kumpulan materi sederhan yang dapat
hidup. Selain itu terdapat beragam bentuk kehidupan yang berwujud sebagai
organisme bersel tunggal. Organisme yang lebih kompleks, termasuk tumbuhan dan
hewan bersifat multiseluler, tubuhnya merupakan kerjasama dari berbagai jenis
sel terspesialisasi yang tidak akan bertahan lama jika masing masing berdiri
sendiri. Namun demikian, ketika sel ini disusun menjadi tingkat organisasi yang
lebih tinggi, seperti jaringan dan organ. Sel dapat dipisahkan menjadi unit
dasar dari struktur dan fungsi organisme. Setiap makhluk hidup tersusun atas
satu sel (uniseluler). Ada juga yang tersusun atas banyak sel (multiseluler)
kehidupan pada tingkat seluler muncul dari keteraturan struktural, yang
memperkuat tema tentang sifat-sifat baru dan korelasi antara struktur dan
fungsi sel, terdapat ribuan jenis sel didalam tubuh yang secara mikroskop dapat
dibedakan, namun semuanya memiliki ciri struktur yang sama.
Selain benda hidup terdapat
benda tak hidup (protoplasmic) yang
disebut benda ergastik. Benda ergastik ini ada yang bersifat cair yang terdapat
dalam cairan sel berupa asam organic, lemak, protein, karbohidrat, tannin,
antosian, alkaloid, minyak etris, dan harsa. Benda ergastik yang bersifat padat
yaitu amillum, aleuron, Kristal Ca Oksalat, Kristal putih telur.
B. Rumusan
Masalah
Bagaimana benda-benda ergastik di dalam sel?
C. Tujuan
Untuk mengetahui benda-benda ergastik di dalam sel.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Kebalikan dari protoplasma, komponen non
protoplasma merupakan benda-benda tidak hidup yang berada dalam sel.
Benda-benda tersebut dapat berada dalam dalam vakuola, dalam plasma sel dan plastida.Komponen
non protoplasmik ini bisa berupa zat cair maupun padat. (Kartasapoetra, 1991: 47)
Benda ergastik adalah bahan
nonprotoplasma, baik organik maupun anorganik, sebagai hasil metabolisme yang
berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai
penyimpanan cadangan makanan, terletak di baigan sitoplasama, dinding sel,
maupun di vakuola. Dalam sel benda ergastik dapat berupa karbohidrat (amilum),
protein (aleuron dan gluten), lipid (lilin, kutin, dan suberin), dan Kristal
(Kristal ca-oksalat dan silika). Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa benda
ergastik memiliki banyak fungsi untuk sel, misalnya penyimpanan cadangan
makanan, contohnya amilum, pemeliharaan struktur (lilin) dan perlindungan,
misalnya adanya kristal Ca oksalat dalam suatu jaringan tumbuhan dapat
menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang memakanny. (Sumardi, 1993: 20)
Komponen non protoplasma terdapat di dalam
sitoplasma dan vakuola menyusun bahan makanan atau produk metabolisme yang
lain. Bahan-bahan ini umumnya dikenal sebagai bahan ergastik. Bahan ergastik
dapat bersifat cair maupun padat, bahan ergastik itu adalah : karbohidrat,
protein, minyak dan substansi yang berminyak, kristal dan tanin. (Santoso, 1998: 35)
Pada sel mati tidak jumpai adanya organel-organel,
di dalam sel hanya berupa ruangan kosong saja. sel mati serdiri asalnya dari
sel hidup. Sel menjadi mati disebabkan karena berbagai factor, misalnya faktor
genetik maupun faktor lingkungan, maksudnya sel tersebut mati karena telah
mencapai umur yang memang telah ditentukan secara genetik. Sel-sel tersebut
memang dalam perkembangannya terspesialisasi untuk menjadi sel mati, yang
memiliki fungsi di dalam sel tumbuhan. (Hartman,
1981: 45)
Kloroplas dapat membentuk butir pati
yang besar sebagai cadangan makanan. Cadangan makanan ini paling banyak
ditemukan pada leukoplast umbi akar, umbi batang, rizoma dan biji. Amilum dapat
diamati dengan mudah karena memiliki warna biru kehitaman bila diberi pewarna
iodium. Butir yang besar menunjukan lapisan yng mengelilingi sebuah titik
ditengah yaitu hilum. Hilum ini bisa berada ditengah butir pati atau agak ke
tepi. Retakan yang sering terlihat memiliki arah radial dari hilum terjadi
akibat dehidrasi butir pati yang dianggap sebagai stratifikasi
kadar air yang ada pada butir pati tersebut. Posisi, bentuk dan ukuran butir pati ditentukan oleh jenis tumbuhan yang bersangkutan.
(Hidayat, 1995: 70)
BAB III
METODELOGI
A.
Pelaksanaan
Hari, tanggal : Selasa, 02 Oktober 2018
Waktu : 10.40 WITA - Selesai
Lokasi : Laboratorium Pendidikan IPA Biologi UIN Mataram
B.
Alat dan Bahan
1. Alat
a.
Mikroskop
b.
Silet
c.
Pipet
tetes
d.
Gelas
kimia 100 ml
e.
Kaca
benda kaca penutup
f.
Kamera/Hp
2. Bahan
a.
Air
b.
Umbi
Solanum tuberosum (Kentang)
c.
Endosperm ricinus communis (Jarak)
d.
Tangkai
daub Begonia sp.
e.
Batang
Amaranthus sp (Bayam)
C.
Cara kerja
1.
Preparat
kerokan bagian dalam umbi Solanum
tuberosum (dalam air).
a.
Keroklah
bagian dalam umbi Solanum tuberosum kemudian
letakkan di atas kaca benda dan teteskan dengan aquades. Tutup dengan kaca
penutup.
b.
Menggambar
sebutir amilum sederhana, amilum setengah majemuk dan amilum majemuk serta
tunjukkan hilus dan lamelanya.
2.
Preparat
irisan melintang endosperm Ricinus
communis (dalam air)
a.
Irislah
secara melintang endosperm Ricinus
communis kemudian letakkan pada kaca benda dan teteskan dengan aquades.
Tutp dengan kaca penutup.
b.
Menggambar
beberapa sel endosperm dan tunjukkan dinding sel, aleuron, dan kristaloid putih
telur.
3.
Preparat
penampang melintang dangkai daun Begonia
sp. (dalam air)
a.
Irislah
secara melintang tangkai daun Begonia sp.
Kemudia letakkan pada kaca benda dan teteskan dengan aquades. Tutup dengan
kaca penutup.
b.
Menggambar
beberapa sel dan tunjukkan dinding sel, ruang antar sel dan Kristal bentuk
bintang dan drussen.
4.
Batang
Amaranthus sp. (dalam air)
a.
Irislah
secara melintang batang Amaranthus sp. Kemudian
letakkan pada kaca benda dan teteskan dengan aquades. Tutup dengan kaca tutup.
b.
Gambar
beberapa sel dan tunjukkan dinding sel, ruang antar sel dan Kristal bentuk
pasir.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
1.
Tabel
Hasil Pengamatan
a.
Gambar
bagian dalam umbi Solanum tuberosum (kentang)
Gambar Praktikum
|
Gambar Tangan
|
Keterangan
|
|
|
|
|
Deskripsi :
Pada kentang di peroleh butir pati atau
amilum.Butir-butir pati dibentuk pertama kali didalam kloroplas.
b.
Gambar
endosperm Rinus communis (jarak)
Gambar Praktikum
|
Gambar Tangan
|
Keterangan
|
|
|
|
Deskripsi :
Pada jarak di peroleh
sel penyusunnya berbentuk heksagonal (Segi enam ) kadang
berbentuk segi banyak dengan aleuron berbentuk bulat. Di dalamnya terdapat
Kristal Ca-oksalat yang berbentuk bintang dan terdapt kristaloid dan globoid.
c.
Gambar
tangkai daun Begonia sp.
Gambar Praktikum
|
Gambar Tangan
|
Keterangan
|
|
|
|
Deskripsi :
terlihat Ca oksalat yang sama seperti
dengan Kristal Pasir, berbentuk piramida kecil. kristal kalsium oksalat umumnya
terdapat pada sel kortek dan sel parenkim.
d.
Gambar
batang Amaranthus sp. (bayam)
Gambar Praktikum
|
Gambar Tangan
|
Keterangan
|
|
|
|
Deskripsi :
Terdapat
Kristal-kristal pasir tapi bukan pasir.
B. Analisis
Prosedur
Langkah
percobaan dalam praktik ini pertama mengerok bagian dalam umbi Solanum tuberosum kemudian meletakkannya
di atas kaca benda dan teteskan dengan aquades kemudian mernutupnya dengan kaca
penutup. Lalu menggambar sebutir amilum sederhana, amilum setengah majemuk dan
amilum majemuk serta tunjukkan hilus dan lamelanya. Kedua mengiris secara
melintang endosperm Ricinus communis
kemudian letakkan pada kaca benda dan teteskan dengan aquades. Tutup dengan
kaca penutup lalu gambar beberapa sel endosperm dan tunjukkan dinding sel,
aleuron, dan kristaloid putih telur.
Keiga
mengiris secara melintang tangkai daun Begonia
sp. Kemudian letakkan pada kaca benda dan teteskan dengan aquades. Tutup
dengan kaca penutup lalu gambar beberapa sel dan tunjukkan dinding sel, ruang
antar sel dan Kristal bentuk bintang dan drussen. Dan percobaan yang terakhir
mengiris secara melintang batang Amaranthus
sp. Kemudian letakkan pada kaca benda dan teteskan dengan aquades. Tutup
dengan kaca tutup lalu gambar beberapa sel dan tunjukkan dinding sel, ruang
antar sel dan Kristal bentuk pasir.
C. Pembahasan
Benda ergastik
adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun anorganik, sebagai hasil
metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan.Pemeliharaan struktur sel, dan juga
sebagai penyimpanan cadangan makanan, terletak di bagian sitoplasama, dinding
sel, maupun di vakuola. Semula dianggap bahwa kelompok zat ergastik
merupakan hasil metabolisme yang tak terpakai atau cadangan makanan. Zat
ergastik berikut mencakup pati, zat ergastik yang mengandung protein seperti
aleuron, badan lipid dan macam – macam kristal.
a.
Pati
Pati merupakan
zat ergastik yang paling umum. Pati juga menjadi bahan utama yang dihasilkan
oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis)
dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber
energi yang penting. Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan
amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras
(pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan
warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Pati yang
diperdagangkan berasal dari berbagai organ seperti endosperm biji padi, jagung
dan gandum, tapioka dari akar ketela pohon (Manihot utilissima), sagu dari
batang pohon sagu (Metroxylon sagu), dan pati irut dari rizoma (Maranta
arundinacae). Pati juga digunakan
sebagai bahan yang digunakan untuk memekatkan makanan cair seperti sup dan
sebagainya. Dalam industri, pati dipakai sebagai komponen perekat, campuran
kertas dan tekstil, dan pada industri kosmetika.
b.
Protein
Protein ditemukan dalam berbagai bentuk,
terutama pada biji. Di atas telah diuraikan pembentukan butir aleuron. Pada
serealia, butir aleuron terdapat dalam lapisan aleuron yang merupakan lapisan
sel terluar dari endosperm. Di dalam sel endosperm lainnya terdapat protein
amorf.
c.
Lipid
(minyak, lemak dan malam)
Minyak dan lemak, keduanya gliserida
asam lemak, merupakan bahan cadangan penting dalam tumbuhan. Keduanya paling
banyak ditemukan dalam biji dan buah, dan dihasilkan oleh elaioplas atau
sferosom. Senyawa lipid lain seperti terpen dan minyak atsiri biasanya
dihasilkan oleh jaringan sekresi.
d.
Kristal
Berbagai bentuk kristal ditemukan dalam
sel tumbuhan. Pada tumbuhan tinggi, kristal kalsium oksalat paling umum
ditemukan. Kalsium karbonat dan kalsium malat agak langka.
1.
Kristal
soliter, berbentuk rhomboid, atau seperti prisma
2.
Kristal
pasir adalah kristal berbentuk prisma yang amat kecil dan biasanya ditemukan
dalam jumlah besar. Contohnya pada batang sambucus nigra dan daun atropa
belladonna.
3.
Rafida
adalah kristal panjang dan ramping yang kedua ujungnya runcing. Rafida biasanya
dalam berkas dan ditemukan dalam daun Agave, sertadalam daun dan batang
Impatiens. Sel yang mengandung berkas rafida dapat berbentuk sama dengan sel di
sekelilingnya atau dapat pula berbentuk idioblas. Contohnya adalah bekas rafida
dalam sel lendir pada endocarp buah enau (Arenga pinnata). Sel yang mengandung
rafida sering tersebar secara khas dalam tumbuhan dan dapat digunakan dalam
taksonomi.
4.
Stiloid
adalah kristal berbentuk prisma yang panjang dan kedua ujungnya meruncing
seperti bilah. Pada sel, kristal ini ditenmukan secara menyindiri atau
berpasangan dalam kelompok kecil. Stiloid kurang sering ditemukan namun,
terdapat pada Iridaceae, Agavaceae, dan beberapa family lainnya.
Kristal dibentuk dalam vakuola. Ada atau
tidak adanya kristal merupakan sifat yang dapa dipakai untuk mempelajari
kekerabatan antara species tumbuhan. bagian dinding yang menonjol itu dan dapat
berbentuk seperti sekelompok buah anggur seperti yag ditemukan pada daun karet
(Ficus elastica).
e.
Silika dan Stegmata
Baik tubuh silika maupuan stegmata
(tunggal: stegma) merupakan pengendapan oksida silikon dan lebih umum ditemukan
pada monokotil daripada dikotil. Bentuknya amat khas dan seringkali khas bagi
familia atau genusnya. Silica dapat pula tersimpan langsung di dalam dinding
sel.
Klasifikasi umbi Solanum Tuberosum :
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Subclassis : Asteridae
Ordo : Solanales
Familia : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Solanum tuberosum
Pengamtan pertama mengamati
sayatan Solanum Tuberosum (Kentang) di bawah mikroskop pada
perbesaran 10x10, di peroleh butir pati atau amilum.Butir-butir pati dibentuk
pertama kali didalam kloroplas.Butir pati terdiri atas lapisan-lapisan yang
mengelilingi suatu titik yang disebut hilum.Lamela merupakan pelapisan pada
butir pati yang tersusun dari 2 bagian yaitu selulosa dan lignin. Pelapisan
pada butir pati terlihat sebagai akibat kepekatan molekul-molekul yang lebih
banyak pada saat permulaan terbentuknya setiap lapisan dan sedikit demi sedikit
kepekatan berkurang pada lapisan terluar karena kelebihan air.Hilus terletak di
tepi butiran atau dipinggir sehingga disebut tipe tepung eksentris.Lamelanya
berbentuk mengerucut yang berpusat pada hilus dan, amilum berfungsi sebagai
cadangan makanan.
Klasisifikasi endosperm Ricinus
comunis :
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Subclassis : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Familia : Euphorbiaecae
Genus : Ricinus
Species : Ricinus communis
Pada
pengamtan ke dua mengamati irisan biji Ricinus comunis di
bawah mikroskop dengan perbesaran 10x10, di peroleh sel penyusunnya
berbentuk heksagonal (Segi enam ) kadang berbentuk segi banyak
dengan aleuron berbentuk bulat. Di dalamnya terdapat Kristal Ca-oksalat yang
berbentuk bintang dan terdapt kristaloid dan globoid.
Klasifikasi tangkai daun Begonia sp.
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Subclassis : Dillenidae
Ordo : Violales
Familia : Begoniaceae
Genus : Begonia
Species : Begonia sp.
Pengamatan ketiga mengamtai sel dari Begonia Sp, dengan
perbesaan 10x10, maka terlihat Ca oksalat yang sama seperti dengan Kristal Pasir,
berbentuk piramida kecil. kristal kalsium oksalat umumnya terdapat pada sel
kortek dan sel parenkim floem dan parenkim xylem Merupakan hasil
akhir/sekresi dari suatu pertukaran zat yang terjadi di dalam
sitoplasma. Kristal kalsium oksalat terbentuk ketika asam oksalat yang
bersifat racun bagi tumbuhan dimetabolisme dengan ion kalsium sehingga terjadi
pengendapan. Endapan-endapan ini kemudian membentuk kristal yang selanjutnya
disebut kristal kalsium oksalat. Sifat kristal kalsium oksalat, apabila ditambahkan
asam cuka dan sedikit dipanaskan, maka akan terbentuk gelembung-gelembung gas
karbondioksida.
Klasifikasi batang Amaranthus sp :
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Subclassis : Dillenidae
Ordo : Caryophllales
Familia : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Species : Amaranthus sp.
Pada pengamatan terakhir mengamati
batang Amaranthus sp. terlihat dengan
jelas bagian dinding sel, sitoplasma, dan Kristal Ca. oksalatnya. Artinya bahwa
dalam praktikum ini semua bagian dari Amaranthus sp bisa telihat. Kristal yang
terdapat pada tangkai bayam ini merupakan hasil akhir metabolisme, umumnya
terbentuk dari Kristal Ca. Oksalat yang diendaptkan. Bagian terluar dari batang
bayam disusun oleh selapis sel epidermis. Daerah korteks disususn oleh beberapa
jenis jaringan kolenkim. Kristal kalsium oksalat berbentuk tetrahedral atau
prisma yang berkuran sangat kecil sehingga disebut dengan bentuk kristal pasir tapi bukan pasir terdapat di dalam parenkim
korteks. Endodermis batang bayam bersifat parenkimateis terdiri dari satu
lapis, dikiuti oleh perikambium. Berkas pengangkat prifer memiliki tiper
kolateral terbuka. Karena susunan berkas pengankut yang tersebut maka Amaranhus
sp digolongkan ke dalam kelompok dikotil.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
benda ergastik adalah
bahan nonprotoplasma baik organik maupun anorganik, apabila benda tersebut
sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan
struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan, seperti pada
sel Tuber Solanum (Kentang) yang memiliki butir pati atau
amilum. Dan pada sel irisan biji Ricis comunis (Jarak)
yang memiliki aleuron berbentuk bulat.Di dalamnya terdapat Kristal Ca-oksalat
yang berbentuk bintang dan terdapt kristaloid dan globoid. Dan pada Begonia Sp
yang memiliki Ca-oksalat seperti kristal pasir berbentuk piramida kecil
terdapat pada sel kortek dan sel parenkim floem dan parenkim xylem, yang
berfungsi sebagai racun bagi tumbuhan. Dan pada Amaranthus sp. Terdapat Kristal-kristal pasir tapi bukan pasir.
B. Kritik
dan Saran
1.
Kritik
Kalo bisa jangan
terlalu serius saat menjelaskan itu biar kita tidak tegang.
2.
Saran
Jangan jadi Co.Ass yang
pelit nilai ya ka’.
DAFTAR PUSTAKA
Hartman, 1981. Biologi
Jilid II. Bandung : ITB.
Hidayat, 1995. Anatomi dan Fiologi. Jakarta : EGC.
Kartasapoetra,
1991. Pengantar Anatomi Tumbuhan Tentang Sel Dan Jaringan. Jakarta : PT Renika cipta.
Santoso, 1998. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Sumardi, 1993. Struktur perkembangan tumbuhan.
Yogyakarta : UGM- Press.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar